Dirimu dan Dirinya.
"maafkan aku. aku tidak bermaksud menduakanmu va!"
"Omong kosong! kau pikir aku akan percaya setelah apa yang kau lakukan padaku? aku bodoh karena termakan omongan busukmu itu!"
pria itu menatapnya dengan rasa bersalah. ia lalu menarik tangan Reva dan menggenggamnya dengan erat. menyatakan bahwa dia sangat menyesal.
namun dengan kasar Reva menepis tangan itu. Amarahnya memuncak dan emosinya tidak terkendali lagi .
"Va. aku mohon. aku menyesal." Pria itu berkata dengan suara bergetar dan matanya berkaca-kaca. Reva hampir melemah namun amarahnya lebih besar saat ini.
"Jangan bicara lagi! kau membuatku muak! cukup sampai disini. seharusnya dari awal aku percaya pada omongan Dinar ketimbang mempercayaimu."
"Va,., aku menyayangimu sungguh. tidak ada orang lain dihatiku selain kamu.."
"sudah cukup kubilang! kita selesai.. jangan pernah muncul dihadapanku lagi."
Reva melangkahkan kakinya dengan lebar dan amarah yang masih menyelimuti hatinya. ia berusaha menahan air matanya yang sejak tadi mendesak untuk keluar. ia tidak ingin terlihat lemah dihadapan pria brengsek itu.!
Kalau saja tadi ia tidak mengikuti kemana pria brengsek itu pergi, ia tidak akan pernah tahu kebohongan busuknya. Dengan kedua matanya sendiri ia melihat pria yang selama ini ia cintai bersama seseorang yang juga telah dianggapnya sebagai orang yang penting dengan mesranya melakukan sesuatu yang membuatnya ingin muntah.
hatinya begitu hancur dan membuatnya sangat marah.
*****