Cinta itu sakit.
Cinta itu indah? Benarkah?
===
Aku memandang wajahnya dari kejauhan. Pria itu sedang asik
bercengkrama bersama teman-temannya. Terkadang ia tertawa dengan lepas. Aku
tidak tahu apa yang mereka bicarakan karena jarak kami lumayan jauh.
Hatiku berdebar-debar setiap kali memandanginya. Bibirku bahkan tidak
henti-hentinya mengulas senyum tiap kali aku melihatnya tertawa. Seakan ikut
terlarut dalam tawanya. Aku juga ikut merasakan perasaan bahagianya.
Entah mengapa mataku ini tidak pernah jenuh memandangi sosok
sempurnanya, bagiku tentu saja. Mungkin dia bukanlah seorang prince charming. Dia juga bukan anak-anak basket dan populer layaknya idaman para wanita.
tapi dia adalah seseorang yang telah berhasil membawaku hatiku pergi. Dia membawa pergi perasaan seorang Za sejak pertama kali kami bertemu.
Masih jelas teringat dalam benakku waktu dimana aku bertemu
dengannya. Waktu itu kami baru masuk SMA, dan masih menjalani masa Orientasi.
Kebetulan aku dikerjai oleh salah satu senior yang amat
menjengkelkan. Ia menyuruhku menyanyikan lagu cinta didepan seorang cowok. Tentu
saja aku menolaknya mentah-mentah. Bagiku hal tersebut tidak memiliki kegunaan
apapun. Semua itu hanyalah untuk menghibur senior-senior itu.
Aku masih keras menolaknya.
“oke. Kalau kamu enggak mau nyari cowoknya, biar saya yang
nentuin. Kalau kamu masih nolak kamu akan dapat hukuman lebih berat.” Ujar sang
senior.
Aku meruntuk dalam hati. Cih, memanfaatkan senioritas untuk kepentingan
dirinya sendiri. Benar-benar.
Tidak begitu lama si senior datang membawa seseorang. “ini
dia. Masih inget kan perintah saya apa. Sekarang kamu nyanyiin lagu didepannya,
dengan penuh perasaan. Oke” perintahnya.
Aku menelan ludah. Aku menundukkan kepala dan memainkan kuku
jariku. Apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kunyanyika? Oh tuhan ini
memalukan.
“heh. Ayo buruan nyanyi!!” desak si senior
Rasanya ingin kulempar si senior dari atas gedung sekolah!!
aku menarik nafas dan menghembuskannya lagi. oke aku cukup bernyanyi. baiklah akan kucoba.
Kemudian aku mengangkat kepalaku dan membuka mulut hendak menyanyi. Tapi tiba-tiba cowok itu berlutut dan meraih tanganku.
Kemudian aku mengangkat kepalaku dan membuka mulut hendak menyanyi. Tapi tiba-tiba cowok itu berlutut dan meraih tanganku.
Aku tersentak. Aku mengerjapkan kedua mataku. Apa-apaan ini?
Dia kemudian mulai menyanyikan sebuah lagu dengan bahasa
inggris. Aku tidak tahu apa judulnya tapi aku merasa familiar dengan nadanya.
Yang jelas lagu itu adalah lagu cinta. Hey. kenapa jadi dia yang menyanyi?
Bukankah aku yang sehrusnya menyanyi?
Mataku ku masih menyiratkan kekagetan dan penuh tanya.
Orang-orang disekitar kami mulai datang mengerubungi. Mereka bersorak-sorak
dengan nada menggoda.
Wajahku terasa panas. Saat ini wajahku pasti memerah. Aku
melirik senior yang tadi memerintahku. Ia hanya tertawa geli melihat aksi
tersebut.
Tidak berapa lama nyanyiannya selesai. Ia lalu mengangkat
tubuhnya. tangannya masih erat menggenggamku. Bak seorng artis pentas, ia
menundukkan setengah tubuhnya dan berterima kasi kepada pera penonton. Oh tuhan
orang ini pasti gila! Pikirku.
Para penonton pun bertepuk tangan dan berangsur pergi.
“eh ya. Kamu yang namanya Za. Kamu masih punya hutang oke! karena bukan kamu tadi yang nyanyi.” Ujar si senior dengan angkuhnya sebelum ia beranjak pergi.
Aku melepaskan genggaman tangannya. Aku merasa jantungku
berdetak sangat cepat. Sejak tadi aku menahan nafas melihat aksinya yang
tiba-tiba itu.
Dia kemudian melempar senyumannya padaku. Sejenak aku merasa
terbuai pada senyumnya. Senyumnya begitu manis dan ramah. Oh no.! apa yang kau pikirkan Za!
“maksud lo apa tadi ngelakuin itu?” tanyaku langsung. Aku
merasa nada bicaraku lumayan ketus saat itu.
Tapi Dia kembali tersenyum. oh demi tuhan jangan tersenyum!
“Karena lo keliatannya malu dan gak mau nyanyi.. jadi ya daripada gue lama nungguin lo
mending gue aja kan yang nyanyi,” sahutnya santai. kemudian ia berbalik
melangkah pergi. Eh, begitu saja?
“ZA.. nama gue Za” sontak aku langsung melontarkan kata-kata itu. sungguh!
Ia kemudian membalikkan tubuhnya dan tersenyum lagi. “Andi..”
Ia kemudian membalikkan tubuhnya dan tersenyum lagi. “Andi..”
Namanya Andi. Aku
memadangi punggungnya yang berjalan semakin menjauh. Seulas senyum pun
tersungging diwajahku. Aku merasakan sebuah getaran menyerang hatiku. aneh.
==
Sejak hari itu kami tidak pernah bicara lagi. kadang kami bertemu, namun kami tidak saling bertegur sapa. Tapi ia selalu melemparkan senyumannya. Ya, senyumannya yang membuatku terpesona.
Entah sejak kapan aku mulai menaruh hati padanya. Tapi wajahnya
dan nyanyiannya waktu itu selalu menari-nari dikepalaku dan selalu membuatku
senyum-senyum sendiri. Mungkin aku gila. Ya gila karenanya.
Aku hanya berani menyimpan perasaanku ini seorang diri. Aku
tak berani untuk mengutarakan semuanya pada Andi tentang perasaan yang kupendam
selama ini untuknya.
Aku malu dan aku takut jika hal tersebut kulakukan lalu
mendapat penolakan. Rasanya aku belum siap menerima hal itu terjadi
padaku. Aku belum siap menerima rasa sakit.
Aku hanya bisa berharap Andi akan datang padaku dan
bertanggung jawab atas perilakunya karena dengan seenaknya mencuri hati
ini.
Ya ku akui. Andi adalah orang pertama yang membuatku
merasakan apa cinta itu. Aku merasa senang
tiap kali memandang wajahnya, berdebar setiap kali berada didekatnya,
dan merasa rindu saat aku tidak bisa melihatnya. Dan juga cemburu melihatnya
dekat dengan orang lain.
Andi adalah orang pertama yang membuatku merasakan semua hal
itu. Dialah cinta pertamaku.
===
Bel tanda akhir
sekolahpun berdering. Semua anak bersorak girang.
Aku berjalan keluar kelas dan menyusuri lorong sekolah
dengan langkah tergesa-gesa. Hari ini aku harus membantu mama untuk membeli
makanan kecil karena mama akan mengadakan arisan dirumah.
Namun langkahku terhenti tepat didepan perpustakaan ketika
mataku tanpa sengaja mendapati seseorang yang kukenal sedang berdiri dibawah
pohon tidak jauh dari tempatku berdiri. Ya andi. Dia tidak sendiri disana. Ia
bersama seseorang. Seorang wanita. Aku merasakan jantungku berdetak sangat
kencang.
Sedang apa mereka disana?
Aku memandangi mereka dari kejauhan. Tanpa sadar tanganku
menggenggam tali tas yang kupakai dengan kuat.
Andi meraih tangan wanita itu dan mengenggamnya dengan erat.
Senyuman khas miliknya terulas diwajah. Senyuman yang sama yang selalu ia
lontarkan untukku.
Tapi ada satu hal yang berbeda. Tatapan matanya. Sorot
matanya menyiratkan sesuatu yang berbeda ketika memandang gadis itu. Sorot mata
yang penuh cinta.
Hatiku bagaikan terhantam batu besar. Pilu dan sangat
menyakitkan.
Aku ingin pergi dari tempat ini dan berhenti memandangi
mereka. Tapi sepertinya kaki ini enggan untuk beranjak seperti sesuatu menahanku.
Andi kemudian berlutut dihadapan wanita itu. Wanita itu
membalasnya dengan senyuman. Apakah ia sedang menyatakan cintanya? Nafasku tercekat.
aku melihat wanita itu menganggukan kepalanya pelan dan tersenyum lebar . kemudian Andi menariknya dalam pelukkan. wajah Andi terlihat sangat bahagia.
aku melihat wanita itu menganggukan kepalanya pelan dan tersenyum lebar . kemudian Andi menariknya dalam pelukkan. wajah Andi terlihat sangat bahagia.
Prangg. Hatikupun hancur berkeping-keping.
Rasanya bagaikan didorong masuk ke dalam jurang. aku merasakan takut dan debaran didada ini semakin memburu membuatku sulit bernafas.
Kepercayaanku sirna, sekarang semua hanya akan menjadi harapan semu yang tidak jelas kepastiannya.
Rasanya bagaikan didorong masuk ke dalam jurang. aku merasakan takut dan debaran didada ini semakin memburu membuatku sulit bernafas.
Kepercayaanku sirna, sekarang semua hanya akan menjadi harapan semu yang tidak jelas kepastiannya.
Rasanya aku ingin berlari menghampiri mereka dan berteriak
didepan wajah Andi.
Tidakkah kamu melihatku? Aku yang selalu memandangimu dari
jauh, aku yang selalu memikirkanmu, aku yang terpikat oleh senyuman dan aku yang
selalu mencintamu.! aku gila. ya aku gila. Kau yang membuatku gila. Tidak bisakah kau melihatku ? merasakan betapa hati ini begitu sakit karena menyimpan perasaan ini
sejak lama. Tidak bisakah kau melihatku?!!
Ya semua hanyalah khayalan bodoh yang tak akan pernah bisa kulakukan.
Apakah ini yang namanya cinta ?
Setetes airmata pun menyeruak membasahi pipi.
Inikah akhirnya? akhir dari kisah cinta yang kutujukan untuk Andi.
----
Kata orang semakin kau berharap pada cinta, maka akan semakin dalam kau merasa sakit.
Aku rasa pernyataan itu benar.
Karena semakin aku berharap pada cinta Andi semakin sakit kurasakan hati ini. semua hanyalah menjadi keinginan bodohku semata yang semakin jauh untuk menjadi nyata.
Aku mungkin akan menyesal karena tidak mengutarakan semua ini padanya. Namun, biarlah rasa cinta ini kupendam sendiri hingga tiba saatnya aku berhenti mencintainya.
Cinta memang tidak selalu memiliki. Aku mungkin tidak bisa memiliki raga dan hatinya. Namun aku memiliki cinta yang begitu tulus untuknya.
Bahagia deminya adalah penghiburan bagi diriku. Menerima kenyataan bahwa Andi bukanlah takdirku. Aku bersyukur pernah mengenal dan mencintainya. Andi mengajarkan cinta padaku.
Dia akan selalu menjadi cinta pertamaku.
Cinta memang indah. Ya benar. Namun cinta juga menyakitkan.